Dalam dunia bisnis kontemporer, tanggung jawab perusahaan tidak lagi hanya pada pemegang saham, tetapi juga pada masyarakat dan lingkungan di mana mereka beroperasi. Dua konsep yang sering menjadi pembicaraan dalam hal ini adalah Corporate Social Responsibility (CSR) dan Creating Shared Value (CSV). Kedua konsep ini memberikan kerangka bagi perusahaan untuk bertindak dengan cara yang bertanggung jawab, tetapi mereka memiliki pendekatan, tujuan, dan metodologi yang berbeda.
1. Pengertian dan Asal Usul
Corporate Social Responsibility (CSR):
CSR merujuk pada upaya yang dilakukan oleh perusahaan untuk berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan dengan mempertimbangkan dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan dari keputusan dan aktivitas bisnis mereka. Konsep CSR berkembang seiring dengan kesadaran akan dampak negatif dari kegiatan bisnis terhadap lingkungan dan masyarakat.
Creating Shared Value (CSV):
CSV, seperti yang diartikulasikan oleh Michael E. Porter dan Mark R. Kramer, berfokus pada penciptaan nilai ekonomi dengan cara yang juga menciptakan nilai bagi masyarakat dengan mengatasi kebutuhannya dan tantangannya. CSV menekankan bahwa keuntungan perusahaan dan kesejahteraan sosial bukanlah tujuan yang saling eksklusif; sebaliknya, mereka dapat dan harus dipadukan.
2. Fokus dan Tujuan
CSR:
CSR biasanya berfokus pada inisiatif filantropi, seperti donasi kegiatan amal, pemberian beasiswa, atau program pelestarian lingkungan. Tujuannya adalah untuk memberikan kembali kepada masyarakat dan meminimalkan dampak negatif bisnis.
CSV:
CSV melihat isu sosial sebagai kesempatan untuk mendorong inovasi dan pertumbuhan bisnis. Misalnya, sebuah perusahaan dapat mengembangkan produk yang memenuhi kebutuhan masyarakat yang belum terpenuhi, sambil mendapatkan keuntungan.
3. Pendekatan
CSR:
CSR seringkali bersifat reaktif dan didorong oleh keinginan untuk memenuhi ekspektasi masyarakat. Ini bisa berarti merespons kritik, mematuhi regulasi, atau mengatasi masalah lingkungan yang dihadapi oleh industri.
CSV:
CSV bersifat proaktif dan berbasis pada inovasi. Ini mencari cara-cara baru untuk melakukan bisnis yang juga menghasilkan keuntungan sosial. Sebagai contoh, perusahaan mungkin mengidentifikasi cara-cara baru untuk mengurangi konsumsi air dalam produksi mereka, yang menghemat biaya dan mengurangi dampak lingkungan.
4. Pengukuran Dampak
CSR:
Dampak dari inisiatif CSR biasanya diukur dalam hal dampak sosial atau lingkungan, seperti jumlah pohon yang ditanam atau jumlah siswa yang menerima beasiswa.
CSV:
Karena CSV berfokus pada integrasi keuntungan bisnis dan sosial, dampaknya diukur baik dalam hal keuntungan ekonomi maupun manfaat sosial. Sebagai contoh, perusahaan dapat melaporkan peningkatan penjualan dari produk baru yang juga menghasilkan pengurangan emisi karbon.
5. Kritik dan Tantangan
CSR:
CSR seringkali dikritik karena dianggap sebagai usaha perusahaan untuk 'membersihkan' citra mereka atau sebagai taktik pemasaran semata. Ada kekhawatiran bahwa inisiatif CSR mungkin hanya berfungsi sebagai selimut untuk praktek bisnis yang kurang etis.
CSV:
Meskipun CSV memiliki potensi untuk mengintegrasikan pertumbuhan bisnis dengan dampak sosial, kritikus berpendapat bahwa pendekatan ini dapat mengabaikan isu-isu yang tidak langsung berkaitan dengan keuntungan. Sebagai contoh, perusahaan mungkin memilih untuk tidak berinvestasi dalam proyek yang memiliki manfaat sosial besar tetapi tidak menawarkan keuntungan finansial yang jelas.
6. Kesinambungan dan Masa Depan
Sebagai konsep yang lebih tua, CSR telah mapan di banyak perusahaan dan diakui sebagai bagian penting dari tata kelola perusahaan. Namun, dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya integrasi antara keuntungan dan tujuan sosial, konsep CSV semakin mendapatkan traksi.
Sementara banyak perusahaan masih berpegang pada pendekatan CSR tradisional, semakin banyak organisasi yang melihat keuntungan dalam mengintegrasikan pendekatan CSV ke dalam strategi bisnis mereka. Ini tidak hanya memberikan keuntungan finansial tetapi juga membantu perusahaan membangun reputasi sebagai pemimpin dalam inovasi sosial.
Kedua pendekatan ini, baik CSR maupun CSV, menawarkan cara bagi perusahaan untuk berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan. Pilihan antara keduanya sering tergantung pada visi, misi, dan nilai-nilai perusahaan tersebut serta tantangan dan peluang yang mereka hadapi di pasar mereka.
Integrasi CSR dan CSV: Kemungkinan Penerapan Ganda
Dalam menjalankan tanggung jawab sosial dan membangun nilai bersama, beberapa perusahaan memilih untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip dari keduanya, CSR dan CSV, untuk menciptakan dampak yang lebih luas dan mendalam. Menerapkan kombinasi dari kedua pendekatan ini bisa memberikan keuntungan kompetitif yang kuat dan memperkuat hubungan dengan pemangku kepentingan.
7. Sinergi antara CSR dan CSV
Penguatan Citra Perusahaan:
Ketika perusahaan berinvestasi dalam inisiatif CSR, mereka membangun reputasi positif di mata publik. Dengan menambahkan prinsip-prinsip CSV, perusahaan dapat memanfaatkan reputasi baik ini untuk memperkenalkan produk atau layanan baru yang menciptakan nilai bersama untuk masyarakat dan bisnis.
Pembangunan Hubungan dengan Komunitas:
CSR sering melibatkan kemitraan dengan organisasi lokal dan masyarakat. Dengan mengintegrasikan pendekatan CSV, perusahaan dapat memastikan bahwa solusi yang mereka tawarkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan menciptakan nilai jangka panjang.
8. Implementasi dalam Praktik Bisnis
Peluang Pasar Baru:
Dengan menerapkan prinsip CSV, perusahaan dapat mengidentifikasi kesenjangan di pasar dan menciptakan produk atau layanan yang memenuhi kebutuhan tersebut. Contohnya, perusahaan mungkin mengembangkan teknologi pembersihan air yang murah untuk komunitas yang kurang mampu, sambil menjadikannya sebagai sumber pendapatan baru.
Inovasi Produk:
Inovasi adalah inti dari CSV. Ketika digabungkan dengan CSR, perusahaan dapat mengeksplorasi cara-cara baru untuk memasukkan tanggung jawab sosial ke dalam desain dan fungsi produk mereka, seperti mengurangi kemasan plastik atau meningkatkan efisiensi energi.
9. Tantangan Integrasi
Menemukan Keseimbangan:
Menggabungkan CSR dan CSV memerlukan keseimbangan antara tanggung jawab sosial dan menciptakan nilai ekonomi. Ini bisa menjadi tantangan bagi perusahaan untuk menentukan prioritas dan alokasi sumber daya.
Komunikasi Efektif:
Perusahaan harus berkomunikasi dengan jelas tentang inisiatif mereka agar pemangku kepentingan memahami manfaat ganda dari integrasi CSR dan CSV. Ini memerlukan pesan yang konsisten dan transparan kepada masyarakat, pelanggan, dan investor.
10. Kasus Sukses Integrasi CSR dan CSV
Salah satu contoh terbaik integrasi antara CSR dan CSV datang dari industri makanan. Beberapa produsen makanan global telah menggabungkan upaya mereka untuk sumber daya alam yang berkelanjutan (sebagai bagian dari inisiatif CSR mereka) dengan pengembangan produk yang memenuhi kebutuhan konsumen yang sadar kesehatan (sebuah aspek dari CSV). Misalnya, mungkin ada produk yang menggunakan bahan organik yang ditanam dengan metode pertanian berkelanjutan, sementara juga menawarkan manfaat kesehatan seperti rendah gula atau bebas gluten. Di sini, perusahaan tidak hanya berkontribusi pada lingkungan melalui praktik pertanian yang berkelanjutan tetapi juga menciptakan nilai bagi konsumen dengan menawarkan produk yang lebih sehat.
Kesimpulan
Dengan menggabungkan CSR dan CSV, perusahaan memiliki potensi untuk menciptakan dampak yang lebih besar dan memaksimalkan nilai bagi pemangku kepentingan mereka. Meskipun ada tantangan dalam implementasinya, manfaat jangka panjang dari integrasi ini seringkali melebihi investasi awal. Dengan berfokus pada penciptaan nilai bersama sambil mempertahankan komitmen kuat terhadap tanggung jawab sosial, perusahaan dapat memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan sambil berkontribusi pada masyarakat dan lingkungan.
Jika Anda atau perusahaan Anda ingin menjalankan kampanye CSR, Anda bisa mempercayakan semuanya kepada kami, Liberty Society. Segera hubungi kami untuk peluang pergerakan dibidang CSR yang tak terbatas.